1. Atraksi dan Kegiatan Wisata Setiap Kelurahan di Kecamatan Kotagede
Karakter budaya lokal yang
unik, adat istiadat yang kental, aneka kuliner bercitarasa tinggi, serta
kerajinan tangan (handcraft) penduduk lokal yang menarik di Kotagede adalah
sebagian dari ciri khas wisata Yogyakarta yang begitu akrab di kalangan para
penikmat perjalanan.Kotagede Yogyakarta dapat dikatakan sebagai sebuah tujuan
wisata budaya dan begitu kental dengan unsur-unsur sejarah. Jika Anda menyukai
atau ingin mengetahui banyak hal tentang kesejarahan, maka destinasi wisata
Kotagede Jogja adalah pilihan tepat.
A. Kelurahan Prenggan
Kelurahan Prenggan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kotagede
yang banyak memiliki potensi wisata yang dapat menambah pendapatan masyarakat.
Salah satu jenis usaha yang paling banyak berkembang di Kelurahan Prenggan
adalah Kerajinan Perak, Tembaga, dll. Industri tersebut tersebar hampir di
seluruh wilayah kelurahan. Banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan
diantaranya adalah Perpustakaan
Heritage, Pendopo Kanjengan, serta banyak kesenian yang
ada dan berkembang di antaranya Karawitan, Panembrom, Ketoprak Lesung, Samroh
dan Keroncong. Selain potensi tersebut, potensi lainnya adalah kuliner dan
kerajinan antara lain Perak, Loga, Kayu, Kaca, Seni Kerajinan Bordir dan Seni
Pertukangan Rumah Tradisional.
Kerajinan |
B. Kelurahan Purbayan
Kelurahan Purbayan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan
Kotagede yang banyak memiliki potensi wisata yang dapat menambah pendapatan
masyarakatyang paling dikenal oleh masyarakat luas adalah kawasan makam raja-raja
Mataram dan pasar Legi Kotagede yang terletak di kelurahan ini selain itu
terdapat masjid tertua yang ada sejak kerajaan mataram. Selain potensi
tersebut, potensi lainnya adalah kuliner
yang terkenal adalah cokelat monggo, kippo, nasi gurih nasi gurahan dan
kerajinan antara lain Perak.
Makam Raja-Raja Mataram |
Pasar Kotagede |
Watu Gilang |
C. Kelurahan Rejowinangun
Kelurahan Rejowinangun
merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kotagede yang terletak disebelah
utara. Potensi wisata yang terdapat di Kelurahan Rejowinangun antara lain;
Kampung Sayur, Kampung Flory, Benteng peleman, Situs manuk beri, Kesenian
berupa ; Karawitan dan Panembromo, Sanggar Tari Sekar Arum, Cokekan, Gejog
lesung, Macapatan, Keroncong,
Campursari, Kethoprak Sekar budoyo, Hadroh, Siteran, wisata Kuliner berupa ; Bakmi Jowo Mbah
Gito, Kampung jamu gendong dan jamu
instan; Adat Istiadat berupa; Tingkeban
(tujuh bulanan kehamilan) dan Upacara adat wiwit pari; dan Kerajinan
berupa; Kerajinan Batik, Kerajinan Lukis Kaca, Kerajinan Fiber,
Kerajinan blangkon, Kerajinan dari sampah an organic, Kerajinan Akrilik,
Kerajinan sulam pita, Kerajinan Kulit dan Kerajinan souvenir.
Kampung Flory |
Gembira Loka |
2. Akomodasi Wisata Setiap Kelurahan di Kecamatan Kotagede
Akomodasi adalah suatu
yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat
tinggal sementara bagi orang yang bepergian. Dalam kepariwisataan akomodasi
merupakan suatu industri, jadi pengertian industri akomodasi adalah suatu
komponen industri pariwisata, karena akomodasi dapat berupa suatu tempat atau
kamar dimana orang-orang / pengunjung / wisatawan dapat beristirahat /menginap
/ tidur, mandi, makan dan minum serta menikmati jasa pelayanan dan hiburan yang
tersedia.
A. Kelurahan Prenggan
Kelurahan Prenggan merupakan pemukiman warga yang sebagian besar
memiliki usaha dan kerajinan perak sebagai potensi wisata. Tidak jauh dari Kotagede, fasilitas penginapan dari
hotel berbintang sampai kelas melati mudah diakses, terutama di pusat kota.
Namun untuk akomodasi berupa tempat penginapan di Kelurahan ini tidak ada untuk
menampung wisata yang datang.
B. Kelurahan Purbayan
Kelurahan Purbayanbisa disebut
kawasan cagar budaya karena dikawaasan tersebut terdapat makam Raja-raja
Mataram, Situs-situs bekas peninggalan kerajaan mataram (situs Watu Gilang,
Bokong Semar, Dll), pasar legi, wisata kuliner (cokelat monggo) sebagai potensi
wisata. Namun untuk akomodasi berupa tempat penginapan di
Kelurahan ini tidak ada.
C. Kelurahan Rejowinangun
Kelurahan Rejowinangun merupakan kelurahan yang terletak paling utara di
Kecamatan Kotagede. Untuk akomodasi yang terdapat di lokasi in sebanyak 6
penginapan yang ada karena potensi wisata Gembira Loka Zoo yang merupakan
wisata buatan berupa kebun binatang yang merupakan sarana rekreasi keluarga.
Untuk selengkapnya dapat di lihat pada tabel, gambar dan peta berikut :
Tabel Jumlah Akomodasi (penginapan) di Kelurahan
Rejowinangun
No
|
Nama Hotel
|
Alamat
|
Klasifikasi Hotel
|
Jumlah Kamar
|
Jumlah Tempat Tidur
|
1
|
Gedong Kuning Hotel
|
Jl. Gedong Kuning No. 82 A 55171, Telp. 0274 374398
|
Melati
|
15
|
30
|
2
|
Hutomo Hotel
|
Jl. Gedong Kuning No. 110 55171, Telp. 0274 379050
|
Melati
|
11
|
11
|
3
|
Loka Wisata Hotel
|
Jl. Retno Dumilah No. 38 55171, Telp. 0274 371898
|
Melati
|
19
|
38
|
4
|
Martha Wisma
|
Jl. Rejowinangun No. 15A 55171, 0274 7496373
|
Melati
|
25
|
150
|
5
|
Timur Hotel
|
Jl. Gedong Kuning Pilahan No. 142 55171, Telp. 0274 376954
|
Melati
|
32
|
34
|
6
|
Yogya Graha Wisata Hotel
|
Jl. Rejowinangun No. 1 Kotagede 55171, Telp. 0274 377979, 376427
|
Melati
|
33
|
55
|
3. Kelembagaan dan SDM
Kelembagaan juga merupakan suatu unsur penting dalam pengelolaan
kegiatan wisata yang ada di Kotagede, diantaranya Yayasan
Pusdok (Pusat Dokumentasi), OPKP (Organisasi Pelestarian Kawasan Pusaka), dan
Forum JOGLO (gabungan dari OPKP yang terdapat di Kotagede). Berikut merupakan lembaga-lembaga yang ada di tiap
kelurahan yang membantu pengelolaan wisata :
A. Kelurahan Purbayan
1. 1. Koperasi
produksi pengusaha perak yogyakarta (KP3Y)
Untuk mendukung
berkembangnya seni kerajinan perak di kawasan kotagede, atas mandat Gubernur
Verehuur maka dibentuklah yayasan yang bernama “Stichting Beverdering Van Het Yogyakarta” atau disingkat “PAKARYAN
NGA YOGYAKARTA”. Dimana para pendirinya adalah para tenaga ahli dan para
pengrajin perak dari keraton ngayogyakarta di kotagede. Untuk meningkatkan sumber
daya manusi yayasan tersebut sering melakukan pelatihan atau bimbingan tentang
teknik pembuatan kerajinan perak, pengembangan desain dan mutu kerajinan perak
atau sekedar hanya menampung hasil kerajinan perak dari pengrajin untuk
dipasarkan kepada konsumen. Setelah kemerdekaan maka hubungan perdagangan
dengan kota-kota besar baik didalam negeri atau di luar negeri juga semakin
membaik, ditambah lagi setelah adanya pengembangan sektor pariwisata,
perlahan-lahan usaha kerajinan perak mengalami kemajuan yang cukup drastis,
seehingga industri kerajinan perak menuju pola manajemen baru dan modern.
1.
2. Asosiasi
Komoditi Pengrajin Perak Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (AKPPI DIY)
Dibentuk berdasarkan SK
disperindagkop oleh Radith Prawiro pada tahun 1982. Maka dibentuklah Asosiasi
Komoditi Pengrajin Perak Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (AKPPI DIY).
Asosiasi ini membantu para anggotanya dalam bidang perdagangan dan pemasaran
kerajinan perak dan accesories lainnya khususnya di kawasan kotagede, saat ini
memiliki anggota 35 anggota yang terdiri dari pengrajin perak dan pengusaha
kerajinan perak.
AKPPI DIY merupakan salah satu instansi sosial yang memiliki ikatan
relasi yang erat dengan KP3Y, banyak anggota KP3Y juga anggota dari AKPPI DIY,
dalam operasionalnya AKPPI DIY dengan dukungan disperindagkop kota yogyakarta
berkonsentrasi dalam hal perdagangan serta pemasaran produk kerajinan perak
kepada konsumen, sehingga banyak pameran atau expo kerajinan perak baik di dalam
atau luar negeri yang di ikuti oleh AKPPI DIY ini sehingga anggota asosiasi
juga berkesempatan untuk menampilkan hasil kerajinannya kepada masyarakat. 3. SENOPATI
Senopati
merupakan asosiasi pengusaha desa wisata basen dimana lembaga ini yang mngelola
seluruh kegiatan wisata yang ada di Kampung wisata basen yang secara
administrasi terletak si kelurahan Purbayan.
4. Yayasan Kathil
Dari
sisi wisata dan penelitian, yayasan Kanthil berfungsi sebagai pusat informasi
yang memudahkan orang untuk mendapatkan informasi tentang Kotagede, baik untuk
berwisata ataupun untuk mencari sumber penelitian. Dengan menjadi pusat
informasi, yayasan Kanthil juga mencontohkan kepada pendatang bagaimana
seharusnya mereka bersikap dan berperilaku selama di kawasan Kotagede. Yayasan
kanthil selalu mengingatkan kepada para pengunjung kawasan kotagede bahwa
mereka sebagai tamu harus menghormati dan menjaga budaya dan kelestarian
kawasan Kotagede, mereka harus menghargai tuan rumah dengan sebaik-baiknya dan
meminta izin jika ingin melakukan berbagai macam kegiatan.
B. Kelurahan Prenggan
1. Forum Joglo
Forum
Joglo merupakan lembaga yang bergerak di bidang pelestarian kebudayaan,
khususnya dalam lingkup kawasan Kotagede. Kawasan Kotagede sendiri telah
ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya (KCB) dengan adanya SK Gubernur DIY
Nomor 186/Kep/2011 mengenai Penetapan Kawasan Cagar Budaya.
4. Fasilitas Pendukung Wisatalainnya di Setiap Kelurahan di Kecamatan Kotagede
Fasilitas Pendukung wisata
lainnya adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan,
misalnya money changer jika wisatawan tersebut merupakan wisatawan dari
mancanegara, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) membantu dalam pembiayaan jika
diperlukan, Restoran atau rumah makan dalam membantu wisatawan, dan fasilitas
penunjang lainnya seperti rumah sakit dll.
A. Kelurahan Prenggan
Di
kawasan prenggan ini terdapat beberapa fasilitas
pendukung kegiatan wisata seperti, ATM
sebanyak 7 Unit, western union sebanyak 1 unit, Rumah Makan Sebanyak 73 Unit,
apotik sebanyak 3 Unit, Rumah sakit sebanyak 1 unit.
B. Kelurahan Purbayan
Di kawasan Purbayan ini terdapat beberapa fasilitas pendukung kegiatan wisata seperti Hotel sebanyak Unit, ATM sebanyak 14 Uni, Rumah Makan Sebanyak 57 Unit, apotik sebanyak 3 Unit, Rumah sakit sebanyak 2 unit.C. Kelurahan Rejowinangun
Di kawasan Rejowinangun ini terdapat beberapa akomodasi atau pendukung kegiatan wisata seperti, ATM sebanyak 7 Unit, western union sebanyak 1 unit, Rumah Makan Sebanyak 73 Unit, apotik sebanyak 3 Unit, Rumah sakit sebanyak 1 unit.5. Infrastruktur Lainnya
Infrastrukturfisik dan sosial
adalah dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian
sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor
privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian
dapat berfungsi dengan baik Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur
teknis atau fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara
lain dapat berupa jalan, kereta api,
air bersih,
bandara,
kanal,
waduk,
tanggul,
pengelolahan limbah,
perlistrikan,
telekomunikasi, pelabuhan
secara fungsional, infrastruktur selain fasilitasi akan tetapi dapat pula
mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi
aliran produksibarang
dan jasa
sebagai contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi
pengiriman bahan baku sampai ke pabrik kemudian untuk distribusi ke pasar
hingga sampai kepada masyarakat. Untuk menunjang kegiatan wisata, infrastruktur merupakan
sarana penunjang untuk wisatawan agar dapat menikmati kegiatan wisata yang ada
di Kecamatan Kotagede. Sarana infrastruktur yang paling penting antara lain
adalah jalan yang berfungsi sebagai akses menuju tempat kegiatan wisata. Selain
infrastruktur utama tersebut, infrastruktur pendukung lainnya yang juga penting
dalam pengembangan wisata di Kecamatan Kotagede. Infrastruktur pendukung
tersebut berupa drainase, sampah,dan telekomunikasi.
A. Transportasi
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh wisatan adalah transportasi, penginapan, restoran yang ada di Kecamatan Kotagede. Transpotasi di Kota Yogyakarta banyak didukung oleh keberadaan Bandara Adi Sucipto. Namun untuk sarana transportasi yang terdapat di Kotagede berupa becak, ojek dan tidak terdapat angkutan umum yang melintas di wilayah ini.Becak Moda Transportasi di Kotagede |
B. Sosial Budaya dan Sumber Daya Lingkungan
Karakteristik Sosial Budaya Sepertihalnya
masyarakat Kota Jogjakarta pada umumnya, masyarakat di kawasan Kotagede adalah Suku Jawa yang sebagian besar pemeluk
Agama Islam. Secara umum budaya yang berkembang di Kota Yogyakarta tidak lepas
dari budaya Jawa, sehingga perlu adanya pelestarian budaya yang ada dan sesuai
dengan karakteristik wilayahnya.
·
Sistem
dan sifat kegotong-royongan masyarakat Kotagede masih tinggi khususnya untuk
daerah perkampungan Kotagede.
·
Kegiatan
yang terkadang masih dilakukan adalah gotong-royong kerja bakti membersihkan
lingkungan terutama menjelang hari kemerdekaan 17 Agustus, membangun tempat
ibadah secara bersama-sama maupun membangun fasilitas umum lainnya secara
swadaya dan gotong-royong.
·
Kegiatan
rutin yang menunjang kegiatan sosial-ekonomi, seperti: kegiatan arisan,
tahlilan, pengajian, pernikahan, khitanan dan lainnya.
·
Sistem
kekerabatan masyarakat yang erat, seperti: saling bersilaturahmi antar keluarga
(kerabat) dan tetangga, saling tolong menolong dengan sesamanya.
Acara
bersama memperingati hari besar dan adat istiadat, seperti : hari ulang tahun
kemerdekaan, hari besar agama, upacara ritual yang dilaksanakan setiap 1 suro
dan lain sebagainya C. Pasar Domestik dan Mancanegara
Wisatawan merupakan unsur terpenting dari suatu wisata karena berkembangnya suatu wisata karena adanya wisatawan yang datang dan memperkenalkan ke khalayak umum mengenai wisata yang sudah dilihat dan dirasakan sendiri Kotagede merupakan kawasan kecil yang memiliki 5 potensi wisata, diantaranya: Potensi Sejarah, Potensi Kerajinan, Potensi Makanan Tradisional, Potensi Tokoh Historis dan Pembelajaran, Potensi Arsitektur Bangunan, yang menjadikan keistimewaan untuk berwisata. Potensi Sejarah, Potensi sejarah dapat di buktikan dengan adanya berbagai macam situs sejarah di Kawasan Cagar Budaya Kotagede. Potensi sejarah ini misalnya adanya Masjid Agung Mataram, Makam raja-raja Mataram, situs Watu Gilang, bentheng, Watu gilang, Watu cantheng, Pasar Kotagede. Kerajinan perak yang menjadi ciri dari Kotagede juga merupakan potensi yang dapat menjadi andalan dalam menarik kunjungan wisatawan. Selain adanya lima potensi wisata di Kotagede yang belum di ketahui masyarakat luas, serta anggapan masyarakat luas bahawa Kotagede adalah kota perak, alasan lainnya mengapa Yayasan Kanthil melakukan strategi promosi dengan memanfaatkan elemen-elemen pada bauran promosi adalah terjadinya bencana alam gempa bumi pada 27 Mei 2006 lalu yang melanda Yogyakarta dan telah meluluhlantahkan kawasan Kotagede. Banyak bangunan peninggalan sejarah dan bangunan jogjo yang rusak karena terjadinya bencana alam gempa bumi. Bisa dikatakan jumlah kunjungan wisatawan ke Kotagede mengalami penurunan pada tahun 2007, dibandingakan tahun 2006 mengalami penurunan sebanyak 2407 (lihat tabel 1). Padahal gempa bumi terjadi pada bulan Mei tahun 2006, tetapi faktanya justru tahun 2007 yang mengalami penurunan pengunjung. Dapat di simpulkan bahwa adanya gempa bumi pada tahun 2006 tidak begitu mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke Kotagede. Maka dari itu pada tahun 2008 Yayasan Kanthil kembali menyusun strategi promosi dengan harapan akan ada kenaikkan pengunjung sesuai target.
Tabel Jumlah
Kunjungan Wisatawan di Kotagede
Tahun 2006-2008
Bulan
|
Tahun 2006
|
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Januari
|
1844
|
970
|
1115
|
Februari
|
891
|
871
|
945
|
Maret
|
1932
|
1099
|
1353
|
April
|
1404
|
784
|
988
|
Mei
|
1022
|
676
|
1249
|
Juni
|
715
|
1343
|
1057
|
Juli
|
808
|
919
|
1425
|
Agustus
|
533
|
805
|
825
|
September
|
822
|
619
|
343
|
Oktober
|
1268
|
985
|
1024
|
November
|
710
|
872
|
925
|
Desember
|
1186
|
785
|
823
|
Total
|
13135
|
10728
|
12072
|
Sumber : Yayasan Kathil
Pada Tabel
beriku merupakan jumlah kunjungan wisatawan yang ada di Kotagede.
Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Kawasan
Kotagede Tahun 2014
Wisatawan
|
|||
Bulan
|
Domestik
|
Mancanegara
|
|
Mei
|
303
|
419
|
|
Juni
|
909
|
186
|
|
Juli
|
395
|
179
|
|
Agustus
|
296
|
196
|
|
September
|
1194
|
145
|
|
Oktober
|
537
|
178
|
|
November
|
1059
|
48
|
|
Total
|
4693
|
1351
|
Sumber:
Yayasan Kanthil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar