Pages

Kamis, 07 Januari 2016

DESA WISATA KOTAGEDE


1. Atraksi dan Kegiatan Wisata  Setiap Kelurahan di Kecamatan Kotagede

             Karakter budaya lokal yang unik, adat istiadat yang kental, aneka kuliner bercitarasa tinggi, serta kerajinan tangan (handcraft) penduduk lokal yang menarik di Kotagede adalah sebagian dari ciri khas wisata Yogyakarta yang begitu akrab di kalangan para penikmat perjalanan.Kotagede Yogyakarta dapat dikatakan sebagai sebuah tujuan wisata budaya dan begitu kental dengan unsur-unsur sejarah. Jika Anda menyukai atau ingin mengetahui banyak hal tentang kesejarahan, maka destinasi wisata Kotagede Jogja adalah pilihan tepat. 

A. Kelurahan Prenggan




Kelurahan Prenggan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kotagede yang banyak memiliki potensi wisata yang dapat menambah pendapatan masyarakat. Salah satu jenis usaha yang paling banyak berkembang di Kelurahan Prenggan adalah Kerajinan Perak, Tembaga, dll. Industri tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah kelurahan. Banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan diantaranya adalah Perpustakaan 

Heritage, Pendopo Kanjengan, serta banyak kesenian yang ada dan berkembang di antaranya Karawitan, Panembrom, Ketoprak Lesung, Samroh dan Keroncong. Selain potensi tersebut, potensi lainnya adalah kuliner dan kerajinan antara lain Perak, Loga, Kayu, Kaca, Seni Kerajinan Bordir dan Seni Pertukangan Rumah Tradisional.


 
Kesenian Ketoprak

Kerajinan

B. Kelurahan Purbayan

   Kelurahan Purbayan  merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kotagede yang banyak memiliki potensi wisata yang dapat menambah pendapatan masyarakatyang paling dikenal oleh masyarakat luas adalah kawasan makam raja-raja Mataram dan pasar Legi Kotagede yang terletak di kelurahan ini selain itu terdapat masjid tertua yang ada sejak kerajaan mataram. Selain potensi tersebut, potensi lainnya adalah kuliner  yang terkenal adalah cokelat monggo, kippo, nasi gurih nasi gurahan dan kerajinan antara lain Perak.

Makam Raja-Raja Mataram

Pasar Kotagede

Watu Gilang

C. Kelurahan Rejowinangun

     Kelurahan Rejowinangun merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kotagede yang terletak disebelah utara. Potensi wisata yang terdapat di Kelurahan Rejowinangun antara lain; Kampung Sayur, Kampung Flory, Benteng peleman, Situs manuk beri, Kesenian berupa ; Karawitan dan Panembromo, Sanggar Tari Sekar Arum, Cokekan, Gejog lesung, Macapatan, Keroncong,  Campursari, Kethoprak Sekar budoyo, Hadroh, Siteran,   wisata Kuliner berupa ; Bakmi Jowo Mbah Gito,  Kampung jamu gendong dan jamu instan;  Adat Istiadat berupa; Tingkeban (tujuh bulanan kehamilan) dan Upacara adat wiwit pari;  dan Kerajinan  berupa; Kerajinan Batik, Kerajinan Lukis Kaca, Kerajinan Fiber, Kerajinan blangkon, Kerajinan dari sampah an organic, Kerajinan Akrilik, Kerajinan sulam pita, Kerajinan Kulit dan Kerajinan souvenir.

Kampung Flory

Gembira Loka


2. Akomodasi  Wisata Setiap Kelurahan di Kecamatan Kotagede

    Akomodasi adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian. Dalam kepariwisataan akomodasi merupakan suatu industri, jadi pengertian industri akomodasi adalah suatu komponen industri pariwisata, karena akomodasi dapat berupa suatu tempat atau kamar dimana orang-orang / pengunjung / wisatawan dapat beristirahat /menginap / tidur, mandi, makan dan minum serta menikmati jasa pelayanan dan hiburan yang tersedia.

A. Kelurahan Prenggan

    Kelurahan Prenggan merupakan pemukiman warga yang sebagian besar memiliki usaha dan kerajinan perak sebagai potensi wisata. Tidak jauh dari Kotagede, fasilitas penginapan dari hotel berbintang sampai kelas melati mudah diakses, terutama di pusat kota. Namun untuk akomodasi berupa tempat penginapan di Kelurahan ini tidak ada untuk menampung wisata yang datang.

B. Kelurahan Purbayan

    Kelurahan Purbayanbisa disebut kawasan cagar budaya karena dikawaasan tersebut terdapat makam Raja-raja Mataram, Situs-situs bekas peninggalan kerajaan mataram (situs Watu Gilang, Bokong Semar, Dll), pasar legi, wisata kuliner (cokelat monggo) sebagai potensi wisata. Namun untuk akomodasi berupa tempat penginapan di Kelurahan ini tidak ada.

C. Kelurahan Rejowinangun

    Kelurahan Rejowinangun merupakan kelurahan yang terletak paling utara di Kecamatan Kotagede. Untuk akomodasi yang terdapat di lokasi in sebanyak 6 penginapan yang ada karena potensi wisata Gembira Loka Zoo yang merupakan wisata buatan berupa kebun binatang yang merupakan sarana rekreasi keluarga. Untuk selengkapnya dapat di lihat pada tabel, gambar dan peta berikut :

Tabel Jumlah Akomodasi (penginapan) di Kelurahan Rejowinangun
No
Nama Hotel
Alamat
Klasifikasi Hotel
Jumlah Kamar
Jumlah Tempat Tidur
1
Gedong Kuning Hotel
Jl. Gedong Kuning No. 82 A 55171, Telp. 0274 374398
Melati
15
30
2
Hutomo Hotel
Jl. Gedong Kuning No. 110 55171, Telp. 0274 379050
Melati
11
11
3
Loka Wisata Hotel
Jl. Retno Dumilah No. 38 55171, Telp. 0274 371898
Melati
19
38
4
Martha Wisma
Jl. Rejowinangun No. 15A 55171, 0274 7496373
Melati
25
150
5
Timur Hotel
Jl. Gedong Kuning Pilahan No. 142 55171, Telp. 0274 376954
Melati
32
34
6
Yogya Graha Wisata Hotel
Jl. Rejowinangun No. 1 Kotagede 55171, Telp. 0274 377979, 376427
Melati
33
55


 
Tempat Penginapan

3. Kelembagaan dan SDM

    Kelembagaan juga merupakan suatu unsur penting dalam pengelolaan kegiatan wisata yang ada di Kotagede, diantaranya Yayasan Pusdok (Pusat Dokumentasi), OPKP (Organisasi Pelestarian Kawasan Pusaka), dan Forum JOGLO (gabungan dari OPKP yang terdapat di Kotagede). Berikut merupakan lembaga-lembaga yang ada di tiap kelurahan yang membantu pengelolaan wisata :

A. Kelurahan Purbayan

1.       1. Koperasi produksi pengusaha perak yogyakarta (KP3Y)
Untuk mendukung berkembangnya seni kerajinan perak di kawasan kotagede, atas mandat Gubernur Verehuur maka dibentuklah yayasan yang bernama “Stichting Beverdering Van Het Yogyakarta” atau disingkat “PAKARYAN NGA YOGYAKARTA”. Dimana para pendirinya adalah para tenaga ahli dan para pengrajin perak dari keraton ngayogyakarta di kotagede. Untuk meningkatkan sumber daya manusi yayasan tersebut sering melakukan pelatihan atau bimbingan tentang teknik pembuatan kerajinan perak, pengembangan desain dan mutu kerajinan perak atau sekedar hanya menampung hasil kerajinan perak dari pengrajin untuk dipasarkan kepada konsumen. Setelah kemerdekaan maka hubungan perdagangan dengan kota-kota besar baik didalam negeri atau di luar negeri juga semakin membaik, ditambah lagi setelah adanya pengembangan sektor pariwisata, perlahan-lahan usaha kerajinan perak mengalami kemajuan yang cukup drastis, seehingga industri kerajinan perak menuju pola manajemen baru dan modern.  

1.        2. Asosiasi Komoditi Pengrajin Perak Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (AKPPI DIY)
Dibentuk berdasarkan SK disperindagkop oleh Radith Prawiro pada tahun 1982. Maka dibentuklah Asosiasi Komoditi Pengrajin Perak Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (AKPPI DIY). Asosiasi ini membantu para anggotanya dalam bidang perdagangan dan pemasaran kerajinan perak dan accesories lainnya khususnya di kawasan kotagede, saat ini memiliki anggota 35 anggota yang terdiri dari pengrajin perak dan pengusaha kerajinan perak. AKPPI DIY merupakan salah satu instansi sosial yang memiliki ikatan relasi yang erat dengan KP3Y, banyak anggota KP3Y juga anggota dari AKPPI DIY, dalam operasionalnya AKPPI DIY dengan dukungan disperindagkop kota yogyakarta berkonsentrasi dalam hal perdagangan serta pemasaran produk kerajinan perak kepada konsumen, sehingga banyak pameran atau expo kerajinan perak baik di dalam atau luar negeri yang di ikuti oleh AKPPI DIY ini sehingga anggota asosiasi juga berkesempatan untuk menampilkan hasil kerajinannya kepada masyarakat.

3. SENOPATI
Senopati merupakan asosiasi pengusaha desa wisata basen dimana lembaga ini yang mngelola seluruh kegiatan wisata yang ada di Kampung wisata basen yang secara administrasi terletak si kelurahan Purbayan.


4. Yayasan Kathil
Dari sisi wisata dan penelitian, yayasan Kanthil berfungsi sebagai pusat informasi yang memudahkan orang untuk mendapatkan informasi tentang Kotagede, baik untuk berwisata ataupun untuk mencari sumber penelitian. Dengan menjadi pusat informasi, yayasan Kanthil juga mencontohkan kepada pendatang bagaimana seharusnya mereka bersikap dan berperilaku selama di kawasan Kotagede. Yayasan kanthil selalu mengingatkan kepada para pengunjung kawasan kotagede bahwa mereka sebagai tamu harus menghormati dan menjaga budaya dan kelestarian kawasan Kotagede, mereka harus menghargai tuan rumah dengan sebaik-baiknya dan meminta izin jika ingin melakukan berbagai macam kegiatan.
 

B. Kelurahan Prenggan


1. Forum Joglo
Forum Joglo merupakan lembaga yang bergerak di bidang pelestarian kebudayaan, khususnya dalam lingkup kawasan Kotagede. Kawasan Kotagede sendiri telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya (KCB) dengan adanya SK Gubernur DIY Nomor 186/Kep/2011 mengenai Penetapan Kawasan Cagar Budaya.



4. Fasilitas Pendukung  Wisatalainnya di Setiap Kelurahan di Kecamatan Kotagede

     Fasilitas Pendukung wisata lainnya adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, misalnya money changer jika wisatawan tersebut merupakan wisatawan dari mancanegara, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) membantu dalam pembiayaan jika diperlukan, Restoran atau rumah makan dalam membantu wisatawan, dan fasilitas penunjang lainnya seperti rumah sakit dll.

A. Kelurahan Prenggan

Di kawasan prenggan ini terdapat beberapa fasilitas  pendukung kegiatan wisata seperti, ATM sebanyak 7 Unit, western union sebanyak 1 unit, Rumah Makan Sebanyak 73 Unit, apotik sebanyak 3 Unit, Rumah sakit sebanyak 1 unit.


 B. Kelurahan Purbayan

Di kawasan Purbayan  ini terdapat beberapa fasilitas pendukung kegiatan wisata seperti Hotel sebanyak   Unit, ATM sebanyak 14 Uni, Rumah Makan Sebanyak 57 Unit, apotik sebanyak 3 Unit, Rumah sakit sebanyak 2 unit.

C. Kelurahan Rejowinangun

Di kawasan Rejowinangun ini terdapat beberapa akomodasi atau pendukung kegiatan wisata seperti, ATM sebanyak 7 Unit, western union sebanyak 1 unit, Rumah Makan Sebanyak 73 Unit, apotik sebanyak 3 Unit, Rumah sakit sebanyak 1 unit.

 5. Infrastruktur Lainnya

   Infrastrukturfisik dan sosial adalah dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional, infrastruktur selain fasilitasi akan tetapi dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi aliran produksibarang dan jasa sebagai contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan baku sampai ke pabrik kemudian untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada masyarakat. Untuk menunjang kegiatan wisata, infrastruktur merupakan sarana penunjang untuk wisatawan agar dapat menikmati kegiatan wisata yang ada di Kecamatan Kotagede. Sarana infrastruktur yang paling penting antara lain adalah jalan yang berfungsi sebagai akses menuju tempat kegiatan wisata. Selain infrastruktur utama tersebut, infrastruktur pendukung lainnya yang juga penting dalam pengembangan wisata di Kecamatan Kotagede. Infrastruktur pendukung tersebut berupa drainase, sampah,dan telekomunikasi.


A.  Transportasi

      Sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh wisatan  adalah transportasi, penginapan, restoran yang ada di Kecamatan Kotagede. Transpotasi di Kota Yogyakarta banyak didukung oleh keberadaan Bandara Adi Sucipto. Namun untuk sarana transportasi yang terdapat di Kotagede berupa becak, ojek dan tidak terdapat angkutan umum yang melintas di wilayah ini.
Becak Moda Transportasi di Kotagede
 

B. Sosial Budaya dan Sumber Daya Lingkungan

Karakteristik Sosial Budaya Sepertihalnya masyarakat Kota Jogjakarta pada umumnya, masyarakat di kawasan Kotagede  adalah Suku Jawa yang sebagian besar pemeluk Agama Islam. Secara umum budaya yang berkembang di Kota Yogyakarta tidak lepas dari budaya Jawa, sehingga perlu adanya pelestarian budaya yang ada dan sesuai dengan karakteristik wilayahnya.
·         Sistem dan sifat kegotong-royongan masyarakat Kotagede masih tinggi khususnya untuk daerah perkampungan Kotagede.
·         Kegiatan yang terkadang masih dilakukan adalah gotong-royong kerja bakti membersihkan lingkungan terutama menjelang hari kemerdekaan 17 Agustus, membangun tempat ibadah secara bersama-sama maupun membangun fasilitas umum lainnya secara swadaya dan gotong-royong.
·         Kegiatan rutin yang menunjang kegiatan sosial-ekonomi, seperti: kegiatan arisan, tahlilan, pengajian, pernikahan, khitanan dan lainnya.
·         Sistem kekerabatan masyarakat yang erat, seperti: saling bersilaturahmi antar keluarga (kerabat) dan tetangga, saling tolong menolong dengan sesamanya.
Acara bersama memperingati hari besar dan adat istiadat, seperti : hari ulang tahun kemerdekaan, hari besar agama, upacara ritual yang dilaksanakan setiap 1 suro dan lain sebagainya

C. Pasar Domestik dan Mancanegara

Wisatawan merupakan unsur terpenting dari suatu wisata karena berkembangnya suatu wisata karena adanya wisatawan yang datang dan memperkenalkan ke khalayak umum mengenai wisata yang sudah dilihat dan dirasakan sendiri Kotagede merupakan kawasan kecil yang memiliki 5 potensi wisata, diantaranya: Potensi Sejarah, Potensi Kerajinan, Potensi Makanan Tradisional, Potensi Tokoh Historis dan Pembelajaran, Potensi Arsitektur Bangunan, yang menjadikan keistimewaan untuk berwisata. Potensi Sejarah, Potensi sejarah dapat di buktikan dengan adanya berbagai macam situs sejarah di Kawasan Cagar Budaya Kotagede. Potensi sejarah ini misalnya adanya Masjid Agung Mataram, Makam raja-raja Mataram, situs Watu Gilang, bentheng, Watu gilang, Watu cantheng, Pasar Kotagede. Kerajinan perak yang menjadi ciri dari Kotagede juga merupakan potensi yang dapat menjadi andalan dalam menarik kunjungan wisatawan. Selain adanya lima potensi wisata di Kotagede yang belum di ketahui masyarakat luas, serta anggapan masyarakat luas bahawa Kotagede adalah kota perak, alasan lainnya mengapa Yayasan Kanthil melakukan strategi promosi dengan memanfaatkan elemen-elemen pada bauran promosi adalah terjadinya bencana alam gempa bumi pada 27 Mei 2006 lalu yang melanda Yogyakarta dan telah meluluhlantahkan kawasan Kotagede. Banyak bangunan peninggalan sejarah dan bangunan jogjo yang rusak karena terjadinya bencana alam gempa bumi. Bisa dikatakan jumlah kunjungan wisatawan ke Kotagede mengalami penurunan pada tahun 2007, dibandingakan tahun 2006 mengalami penurunan sebanyak 2407 (lihat tabel 1). Padahal gempa bumi terjadi pada bulan Mei tahun 2006, tetapi faktanya justru tahun 2007 yang mengalami penurunan pengunjung. Dapat di simpulkan bahwa adanya gempa bumi pada tahun 2006 tidak begitu mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke Kotagede. Maka dari itu pada tahun 2008 Yayasan Kanthil kembali menyusun strategi promosi dengan harapan akan ada kenaikkan pengunjung sesuai target.
Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kotagede 
Tahun 2006-2008
Bulan
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Januari
1844
970
1115
Februari
891
871
945
Maret
1932
1099
1353
April
1404
784
988
Mei
1022
676
1249
Juni
715
1343
1057
Juli
808
919
1425
Agustus
533
805
825
September
822
619
343
Oktober
1268
985
1024
November
710
872
925
Desember
1186
785
823
Total
13135
10728
12072
                                     Sumber : Yayasan Kathil

Pada Tabel beriku merupakan jumlah kunjungan wisatawan yang ada di Kotagede.

Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Kawasan 
Kotagede Tahun 2014
Wisatawan
Bulan

Domestik
Mancanegara
Mei
303
419
Juni
909
186
Juli
395
179
Agustus
296
196
September
1194
145
Oktober
537
178
November
1059
48
Total
4693
1351
                                            Sumber: Yayasan Kanthil

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar